Dorong Inasoc Koordinasi Daerah


PDF Cetak E-mail
Ditulis oleh Rachmat Aprianto

JAKARTA – Kesiapan Provinsi Sumatera Selatan menjadi tuan rumah SEA Games Ke-26 Tahun 2011 bersama Provinsi DKI Jakarta tak perlu diragukan. Pasalnya, fakta di lapangan memperlihatkan pembangunan sejumlah venues hampir rampung. Kisaran 60-100 persen.
Ketua Komisi X, Prof dr Mahyuddin NS SpOG menegaskan hal itu, kemarin. “Lapangan tenis sudah 100 persen. Kalau wisma atlet hampir rampung,” katanya saat memimpin rapat Kerja Komisi X dengan Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng, Ketua KONI/KOI Rita Subowo dan Gubernur Sumsel H Alex Noerdin serta Ketua Inasoc Rahmat Gobel, Senin (18/7) di Ruang Rapat Komisi X DPR-RI, Jalan Gatot Subroto Jakarta.
Rapat diikuti anggota Komisi X DPR-RI itu juga dihadiri Wakil Ketua Komisi X Ruly Chairul Azwar (F-PG) dan Utut Hadiyanto (F-PDIP). Sedangkan dari Sumatera Selatan Gubernur didampingi Ketua KONI Sumsel Mudai Madang, Asisten Ekonomi Keuangan dan Pembangunan Ir Eddy Hermanto, serta Kepala Biro Humas dan Protokol Roby Kurniawan.
Mahyuddin menegaskan, atas kerja keras itulah Komisi X memberikan penghargaan kepada Gubernur Sumsel, pemerintah dan KONI/KOI, serta Inasoc sehingga persiapan pelaksanaan SEA Games XXVI cukup memuaskan. “Ke depan, Komisi X mendesak pemerintah agar melakukan koordinasi dengan seluruh pihak terkait kegiatan persiapan baik pembukaan maupun penutupan. “Pemerintah juga agar merealisasikan pencairan anggaran SEA Games Rp516 miliar lebih pada APBN 2011.”
Tak hanya itu. Mahyuddin mendorong Inasoc agar meningkatkan koordinasi, terutama pembagian tugas dengan daerah. Tujuannya, agar persiapan penyelenggaraan SEA Games dapat maksimal.
Gubernur Alex Noerdin menjamin penyelesaian pembangunan seluruh venue SEA Games sesuai jadwal, akhir Agustus. Sedangkan sejumlah venue yang sudah siap saat ini seperti tenis lapangan dan bola voli yang akan menggelar pertandingan voli tingkat Asia dengan 18 negara juara grup dari 23-29 Juli mendatang. Pertandingan ini akan dihadiri Gubernur Sumsel H Alex Noerdin.
Menpora Andi Mallarangeng mengatakan SEA Games di Palembang dan Jakarta bakal mempertandingkan 43 cabang olahraga dengan 545 nomor dan untuk memenuhi target agar Indonesia dapat menjadi juara umum. Paling tidak, harus mampu menyabet 25 hingga 35% medali emas.
Di sisi lain, Pemprov Sumsel harus bekerja ekstrakeras mengantisipasi ancaman kebakaran hutan dan lahan, yang diperkirakan puncaknya terjadi bertepatan dengan penyelenggaraan SEA Games XXVI di Palembang pada November mendatang. Apalagi sudah terpantau 15 titik api (hotspot) yang mengepung lokasi SEA Games di kompleks Jakabaring, Palembang.
“Ada 15 titik hotspot yang kami antisipasi agar tak mengganggu pelaksanaan SEA Games di Jakabaring. Apalagi puncak hotspot itu diperkirakan terjadi September, Oktober, November. Bertepatan dengan pelaksanaan SEA Games. Kami sudah siapkan 15 pos dengan 180 petugas, dan sudah standby helikopter yang siap patroli. Pos-pos itu mulai difungsikan H-14 sebelum SEA Games,” kata Kepala Dinas Kehutanan Sumsel, Sigit Wibowo, usai menyaksikan penerimaan Penghargaan Gubernur Peduli Api untuk Gubernur Sumsel Alex Noerdin oleh Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan, di Hotel Mercure Ancol, tadi malam (18/7).
Menurut Sigit, siaga kebakaran hutan dan lahan bukan hanya disiapkan di ring I dan ring II hotspot yang mengepung Jakabaring, tetapi semua daerah di Sumsel sudah disiapkan petugas khusus. Ring I ialah radius 10 km dari lokasi SEA Games, meliputi daerah Jakabaring dan Rambutan. Ring II ialah berjarak 40 km, antara lain daerah Gandus, Tanjung Api-Api, dan Inderalaya.
”Se-Sumsel disiapkan 2.500 warga dari 200 desa yang dilatih secara rutin, untuk membantu pemerintah mencegah dan menanggulangi kebakaran hutan dan lahan di Sumsel, terutama ketika puncak hotspot dan pelaksanaan SEA Games,” kata Sigit didampingi Swi Setyono, kepala Balai Konservasi SDA Sumsel.
Gubernur Sumsel Alex Noerdin mengatakan, kebakaran hutan dan lahan di Sumsel sudah diatasi dengan cara mengkoordikasikan kepada semua bupati dan wali kota se-Sumsel. “Tahun lalu, Sumsel mendapat perhatian karena kebakaran hutan dan lahan. Tahun ini kita Sumsel mendapat penghargaan dari Menteri Kehutanan. Itu artinya kita berhasil menekan angka hotspot. Bahkan keberhasilan Sumsel melebihi angka nasional yang hanya menekan 20 persen per tahun,” katanya.
Konsentrasi pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di bumi wong kito, lanjut Alex, sudah dilakukan sejak empat tahun lalu. “Negara-negara sahabat ikut membantu, seperti Singapura dan Malaysia. Mungkin mereka tak mau diekspor asap. Walaupun asap-asap itu bukan dari Sumsel,” kata Alex.
Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan meminta daerah-daerah yang berpotensi menjadi penyumbang hotspot terbanyak pada tahun-tahun sebelumnya, untuk mencegah kejadian serupa pada tahun ini. “Musim lalu, Sumsel, Kalteng, dan Kalsel menjadi perhatian serius soal titik api, ternyata tahun ini Gubernur Sumsel Pak Alex Noerdin, gubernur Kalteng, dan Gubernur Sulsel mendapat penghargaan untuk katagori Gubernur Peduli Api. Artinya mereka berhasil mencegah dan mengendalikan hotspot di daerahnya. Saya berharap semua daerah mencontoh tiga gubernur ini,” kata Zulkifli.
Menteri dari Lampung itu juga meminta daerah-daerah yang rawan terjadi kebakaran hutan terhebat, seperti Sumsel, Jambi, Sumut, Kalteng, Kalbar, dan Kalsel untuk berupaya keras mencegah sebaran titik api, sebelum musim kemarau pada September-November mendatang. “Sumber kebakaran itu ada dua, hutan dan lahan. Kita berharap pemda dan masyarakat bisa mencegah dan menanggulangi kebakaran hutan dan lahan agar tidak menjadi bencana,” ujarnya. (ark/05/wmc)

0 comments:

Post a Comment

top