REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Upacara pembukaan dan penutupan menjadi daya tarik tersendiri pesta olahraga multieven. Karena itu, Panitia Penyelenggara SEA Games XXVI Indonesia (INASOC) berupaya untuk menghadirkan seremonial yang spektakuler dan menjadi benchmark di Asia Tenggara.
Deputi IV bidang Upacara Pembukaan dan Penutupan INASOC, Indra Yudhistira, mengatakan, pihaknya akan menghadirkan seremonial massal memadukan seni, tradisi, dan olahraga yang berciri Indonesia pada ajang dua tahunan itu. "Ini tantangan bagi kami untuk membuat upacara yang menyaingi Asian Games Guangzhou tahun lalu," kata dia.
Indra mengatakan, bila Guangzhou membangun tempat pertunjukan di tepi sungai, maka Indonesia akan memanfaatkan Stadion Jakabaring, Palembang. Pada pertunjukan yang diberi tema 'Harmony in Victory' ini akan disuguhkan sejarah Indonesia.
"Ini akan menjadi pertunjukan terbesar dengan panggung yang bisa bergerak. Cerita sejarah, di antaranya tentang kerajaan Sriwijaya," ujar pria yang memiliki pengalaman di dunia pertelevisian dan panggung pertunjukan ini.
Untuk mewujudkannya, Indra akan dibantu Erwin Gutawa sebagai penata musik dan perkusionis, Ade Rudiana. Enam koreografer terbaik tanah air, Ari Tulang, Dedy Pudja, Hartati, dan Alex Hassim. Penyelenggaraan SEA Games dibutuhkan dana Rp 2,08 triliun. Namun, APBN hanya menganggarkan Rp 100 miliar. INASOC pun harus mengupayakan sisanya sebesar Rp 1,9 triliun melalui sponsor.
Redaktur: Stevy Maradona
Reporter: Ratna Puspita
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment