IST
TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Penjual makanan khas Palembang, Sumatera Selatan, di masa lebaran Idul Fitri 1431 Hijriah hingga Sabtu (10/9/2010) ini meraup keuntungan hingga tiga kali lipat.
Beragam makanan seperti kemplang, kerupuk, dan pempek menjadi buruan para pendatang yang berlebaran di Palembang, sehingga berimbas pada omzet para pedagang.
"Rata-rata yang membeli adalah para pemudik yang akan dibawa saat pulang ke daerah masing-masing," kata Amelia, pemilik toko makanan khas di Jalan Basuki Rahmad Palembang.
Dia mengaku, mengalami kenaikan omzet hingga tiga kali lipat dari biasanya. "Biasaya hanya menjual sekitar 100 bungkus kemplang atau kerupuk, tapi sejak kemarin bisa menjual hingga 300 bungkus," ujar Amelia yang tetap membuka toko di hari pertama dan kedua lebaran ini.
Dia menerangkan, harga kerupuk dan kemplang yang ditawarkan bervariasi antara Rp 20 ribu hingga Rp 30 ribu per bungkus, disesuaikan dengan volumenya. Untuk pempek, dijual dengan harga Rp 1.500/buah.
"Kami juga menyediakan dalam bentuk paket, dengan harga Rp 75 ribu hingga Rp 250 ribu untuk pempek per paket, dan untuk pempek berisi telor atau dikenal pempek kapal selam dipatok Rp 6.000 per buah" kata dia.
Khusus untuk pembeli yang akan membawa dalam berpergian, makanan khas Palembang itu dikemas sedemikian rupa sehingga tidak mudah basi dan tetap terjaga kwalitasnya hingga beberapa hari.
"Biasanya untuk kemplang atau kerumpuk dikemas dalam bukus kertas dari sejenis kantong semen, sementara untuk pempek akan dilumuri terigu di bagian luarnya terlebih dahulu baru dimasukan kotak," kata dia.
Maman, salah seorang pembeli yang berdomisili di Jakarta, mengatakan senantiasa membeli oleh-oleh makanan khas Palembang setiap berlebaran.
"Kemplang, kerupuk dan pempek memang makanan yang lezat yang biasanya saya jadikan oleh-oleh untuk teman se kantor dan keluarga di Jakarta," kata dia.
Dia mengaku, harga yang ditawarkan cukup terjangkau sehingga dapat membeli beberapa bungkus kemplang dan kerupuk.
"Biasanya saya membeli sekitar empat bungkus, sementara untuk pempek sekitar 250 buah untuk ukuran yang kecil dan kapal selam kisaran 10 - 15 buah," kata dia. (*)
Beragam makanan seperti kemplang, kerupuk, dan pempek menjadi buruan para pendatang yang berlebaran di Palembang, sehingga berimbas pada omzet para pedagang.
"Rata-rata yang membeli adalah para pemudik yang akan dibawa saat pulang ke daerah masing-masing," kata Amelia, pemilik toko makanan khas di Jalan Basuki Rahmad Palembang.
Dia mengaku, mengalami kenaikan omzet hingga tiga kali lipat dari biasanya. "Biasaya hanya menjual sekitar 100 bungkus kemplang atau kerupuk, tapi sejak kemarin bisa menjual hingga 300 bungkus," ujar Amelia yang tetap membuka toko di hari pertama dan kedua lebaran ini.
Dia menerangkan, harga kerupuk dan kemplang yang ditawarkan bervariasi antara Rp 20 ribu hingga Rp 30 ribu per bungkus, disesuaikan dengan volumenya. Untuk pempek, dijual dengan harga Rp 1.500/buah.
"Kami juga menyediakan dalam bentuk paket, dengan harga Rp 75 ribu hingga Rp 250 ribu untuk pempek per paket, dan untuk pempek berisi telor atau dikenal pempek kapal selam dipatok Rp 6.000 per buah" kata dia.
Khusus untuk pembeli yang akan membawa dalam berpergian, makanan khas Palembang itu dikemas sedemikian rupa sehingga tidak mudah basi dan tetap terjaga kwalitasnya hingga beberapa hari.
"Biasanya untuk kemplang atau kerumpuk dikemas dalam bukus kertas dari sejenis kantong semen, sementara untuk pempek akan dilumuri terigu di bagian luarnya terlebih dahulu baru dimasukan kotak," kata dia.
Maman, salah seorang pembeli yang berdomisili di Jakarta, mengatakan senantiasa membeli oleh-oleh makanan khas Palembang setiap berlebaran.
"Kemplang, kerupuk dan pempek memang makanan yang lezat yang biasanya saya jadikan oleh-oleh untuk teman se kantor dan keluarga di Jakarta," kata dia.
Dia mengaku, harga yang ditawarkan cukup terjangkau sehingga dapat membeli beberapa bungkus kemplang dan kerupuk.
"Biasanya saya membeli sekitar empat bungkus, sementara untuk pempek sekitar 250 buah untuk ukuran yang kecil dan kapal selam kisaran 10 - 15 buah," kata dia. (*)
Editor : iwan_ogan
Source : Kompas.com
0 comments:
Post a Comment