"Tampil di kejuaraan dunia baik di `open` maupun `ladies` dapat dijadikan modal utama menuju Pelatnas SEA Games XXVI," ucap Wakil Sekjen PB GABSI Edi Nurinda, di Jakarta, Rabu (29/9/2010)
Edi mengatakan, ketika para atlet mengikuti Pelatnas SEA Games XXVI yang mulai digelar awal November 2010, sudah mengetahui kelemahan dan kelebihan prestasi yang dimiliki setelah turun di kejuaraan dunia.
Dari situlah, dapat memperbaiki kekurangan yang dimiliki selama tampil di Amerika. Melalui cara tersebut kekurangan dan peningkatan prestasi atlet dapat diketahui dengan cepat, sebelum turun di multi even dua tahunan ASEAN.
Meski dalam segi prestasi pemain bridge nasional diatas atlet dari negara kawasan ASEAN maupun Asia, namun yang namanya latihan intensif harus dijalankan dan tidak boleh menganggap remeh lawan, tuturnya.
Melalui strategi itulah, pemain bridge nasional mampu menunjukkan prestasinya di tingkat dunia. Pada kejuaraan yang sama tahun 2002 tim bridge putra berhasil meraih juara dunia di Kanada.
"Mudah-mudahan setelah sukses meraih juara Asia di Ning Bao, China, Hengky Lasut dan kawan-kawan dapat mengulang sukses tampil juara dunia di Amerika," ujar Edi yang juga Kabag Pembinaan Prestasi Menpora.
Ia mengakui, sebagai pemain bridge senior pasangan Hengky Lasut /Eddy Manoppo cukup disegani lawan dipentas dunia. Dua tokoh bridge itu yang mampu menjadi penggerak tim nasional.
"Saya berharap, kedua pemain bridge handal itu dapat memberikan dukungan moral dan ilmunya bagi para juniornya yang dipersiapkan di Pelatnas SEA Games XXVI," tuturnya berharap.
Edi melanjutkan, para atlet yang dijaring masuk Pelatnas SEA Games XXVI dan diberi kesempatan tampil di Amerika di antaranya, Robert T Tobing, Taufik G Asby, Belly Rumengan dan Mahkota Ananda di putra.
Sedang di putri menurunkan Luice Bojoh, Suci Amita Dewi, Kristina Wahyu, Rury Adham, dan Fransisca Aryani yang baru saja meraih peringkat kedua ketika diturunkan di kejuaraan Asia di China, awal September lalu. (Fat/At)
0 comments:
Post a Comment